2 Hari di Kuala Lumpur, Kemana Saja?

Jalan-jalan kali ini saya tidak bebas menentukan mau kemana karena saya ikut dalam rombongan liburan bersama. Jadi ya manut saja sama itinerary yang disusun sama panitia. Meskipun di beberapa kesempatan rasanya saya ingin melarikan diri dari rombongan, karena sebagian besar isi itinerarynya belanja. Hahaha……

Berangkat dengan penerbangan pagi, kami tiba di KLIA 2 pada pukul 10 waktu setempat (satu jam lebih awal dari waktu di Surabaya). Tanpa buang-buang waktu kami menuju tujuan pertama.

Batu Caves

Gua ini adalah salah satu kuil hindu yang ada di Kuala Lumpur. Seperti diketahui Malaysia didominasi oleh bangsa Melayu, Tionghoa, dan India, sehingga di beberapa tempat bisa ditemukan tempat peribadatan mereka. Tempat ini berada di tepi jalan (ternyataa…) kirain bakal jauh perjalanannya dari pusat kota.

Dari tepi jalan kita bisa melihat patung Murugan bersanding dengan anak tangga warna-warni yang bisa dilalui pengunjung untuk sampai di gua yang berada di atas sana. Mohon maap saya tidak sempat naik-naik ke atas yang katanya bagus itu karena hanya diberi waktu 45 menit untuk eksplorasi Batu Caves.

Konon katanya Patung Murugan ini dibuat dari 1550 meter kubik beton, 250 ton bar baja, dan 300 liter cat emas yang didatangkan dari Thailand. Karena Batu Caves ini sebenarnya adalah tempat ibadah, di tengah banyaknya pengunjung yang berwisata, kita akan sering menemui pengunjung yang datang khusus untuk ibadah. Sebagian besar datangnya dari bangsa India baik itu warga negara Malaysia sendiri maupun dari luar. Karena ini tempat ibadah, sebelum masuk ke area Batu Caves terdapat deretan kios-kios penjual bunga untuk digunakan sebagai ritual ibadah.

Jam 11an kami tiba di sana dan cuacanya sangat terik. Udah gak jauh beda sama teriknya Surabaya atau Jakarta, bikin buru-buru masuk bus lagi. Karena saya sudah kecewa tidak bisa eksplorasi lebih lama, foto-foto dengan background patung dan tangga warna-warninya juga susah didapat dengan cantik karena banyak orang berseliweran di belakang. Makin sedih kan 😀

Saya sempat menaiki beberapa anak tangga. Di sisi kiri tangga terdapat aliran air terjun buatan yang membuat suasana sedikit sejuk. Oh ya, kalau mau naik harus berhati-hati dengan monyet-monyet yang berkeliaran karena sering iseng mengambil barang bawaan kita seperti kacamata atau ponsel. Atau kena timpuk botol minuman seperti nasib teman saya. Hahaha….

Batu Caves menjadi titik fokus festival tahunan Thaipusam bagi pemeluk agama Hindu. Karena tempat ini terkenal tidak hanya di Malaysia, saat perayaan festival bisa jadi Batu Caves dipadati oleh pemeluk agama Hindu dari berbagai negara dan pengunjungnya bisa lebih padat dari saat saya berkunjung ke sana.

*Skip tujuan berikutnya karena rutenya adalah makan siang-pusat oleh-oleh-pusat oleh-oleh. Hehehe….

Menara Kembar Petronas

Menara yang menjadi a-must-visit kalau ke Kuala Lumpur ini berada di kawasan pusat perkantoran dengan gedung-gedung tinggi di sekelilingnya. Ibaratnya Monas kalau ke Jakarta nih, teriknya juga sama. Hehehe…

Banyak pengunjung memadati taman yang berada di depan Petronas, tujuannya mengabadikan foto diri dengan background Menara Kembar itu. Berswafoto di sini cukup tricky karena menaranya yang memang menjulang tinggi. Kalau menggunakan kamera biasa atau kamera ponsel kadang kala tidak menjangkau ujung atas menara. Juru fotonya harus siap gegoleran demi ambil angle yang tepat atau menggunakan ujung tangga sehingga juru fotonya bisa ambil foto dari bawah.

Cara lain adalah menggunakan lensa fish-eye yang bisa menangkap sudut gambar jauh lebih lebar dan terlihat melengkung. Lensa ini cukup ditempelkan di belakang kamera ponsel dan foto cantik dan sempurna pun bisa didapat meskipun seringkali hasilnya membuat tubuh kita pun cenderung lebih cembung 😀

Kebutuhan akan gambar yang sempurna ini dimanfaatkan oleh penjaja lensa fish-eye yang berkeliaran di taman Menara Kembar menawarkan dagangannya seharga 20-30 RM. Kalau dirupiahkan sekitar 100ribuan. Saking banyaknya pedagang ini kadang ganggu banget karena tiba-tiba muncul jadi background foto kita.

Bertahun-tahun yang lalu, menara kembar Petronas pernah menjadi menara tertinggi di dunia. Itu sebelum bermunculan bangunan seperti Taipei 101 atau Burj Khalifa.

Menara ini sebenarnya adalah gedung perkantoran, seperti namanya ada perusahan migas nasional, yaitu Petronas, yang berkantor di dalamnya. Ada juga beberapa perusahaan multi nasional lainnya. Ada jembatan yang menghubungkan kedua menara di lantai 41-42 yang bisa dimasuki siapa saja, tentunya dengan membayar tiket supaya terjaga kualitas dan pemeliharaan jembatan. Di dalam menara ini juga terdapat pusat perbelanjaan bernama Suria KLCC. Tapi lagi-lagi saya tidak berkesempatan untuk masuk ke dalam menara. Hanya berfoto-foto dari taman saja.

Sebenarnya Menara Kembar Petronas ini akan lebih cantik pada sore dan malam hari, dimana cahaya lampu ikut memperindah pemandangan. Begitu juga dengan air mancur yang dioperasionalkan pada malam hari dengan lampu warna-warni sebagai penghiasnya.

Harriston Boutique dan Malaysia Tourism Centre

Rombongan tour kami berhenti di salah satu toko cokelat kelas dunia yaitu Harriston Boutique. Tapi maaf (kebanyakan minta maaf ya) karena saya belum sholat dhuhur, saya buru-buru menuju mushola, dan setelah sholat dhuhur saya malah terjebak di halaman Pusat Pelancongan Malaysia alias Malaysia Tourism Centre alias MATIC yang berada di belakang Harriston Boutique.

Pusat Pelancongan Malaysia atau Malaysia Tourism Centre alias MATIC ini adalah pusat informasi pariwisata Malaysia. Bentuk bangunannya yang bernuansa kolonial langsung menarik mata dan kamera saya. Hehehe… senangnya ketemu bangunan model seperti ini, itung-itung pelipur lara karena tujuan ke Dataran Merdeka harus dibatalkan.

Bangunan ini didirikan tahun 1935 oleh Eu Tong Seng, pengusaha industri karet dan timah ternama. Karena di tahun-tahun tersebut, industri karet dan timah adalah komoditas utama di Kuala Lumpur. Bangunan ini pernah menjadi basis militer Inggris selama Perang Dunia II, dan diambil alih militer Jepang sampai 1945.

Ada taman cantik di depan bangunan ini, bisa duduk berlama-lama kalau saja cuacanya tidak terik. Duduk di taman melihat gedung-gedung bertingkat seakan berada di dunia yang berbeda karena di depan nampak gedung cantik bernuansa kolonial yang berbeda sendiri ini.

Central Market – Chinatown

Tepat di depan hotel, tinggal nyebrang adalah Central Market. Pasar yang telah didirikan sejak tahun 1888 itu terkenal sebagai pusat oleh-oleh. Ada dua lantai yang bisa dijelajahi. Beragam barang dijual sebagai buah tangan wisatawan yang berkunjung ke Kuala Lumpur. Seperti pernak pernik gantungan kunci, magnet kulkas, dompet, tas, kaos, bahkan makanan semacam cokelat atau susu Milo yang katanya lebih terasa coklatnya dibanding yang buatan Indonesia.

Di pasar ini kita juga bisa menemukan banyak kerajinan tradisional dari perak dan kayu. Karena Malaysia didominasi oleh tiga bangsa, maka kita akan menemui banyak barang-barang yang bernuansa India, Melayu, dan China. Tiga jenis ini dibagi dalam beberapa lorong.

Saya pun membeli beberapa oleh-oleh seperti kaos, tas, gantungan kunci, dan magnet. Tidak lupa aneka coklat yang beberapa saya simpan buat diri sendiri. Hehehe… I can’t say no for chocolate 🙂

Tidak jauh dari Central Market, terdapat Petaling Jaya Street yang terkenal sebagai kawasan pecinan di Kuala Lumpur. Kalau masih kurang belanja oleh-olehnya, bisa lanjut beli oleh-oleh di sini. Berderet-deret barang atau makanan dijajakan di kanan kiri jalan. Kalau saya jalan-jalan saja, cukup lah belanja oleh-olehnya di Central Market. Hehehe….

Sembari menghabiskan malam, kami nongkrong di depan Al Baik Bistro yang tak jauh dari hotel. Al Baik Bistro ini semacam KFC yang terkenal di Arab sono, tapi hidangannya khas Arab. Seperti saat itu kami makan seporsi martabak dengan kuah kare, sedangkan ada yang memesan nasi mandhi dengan butiran berasnya yang panjang. Oh ya, kalau ingin memesan teh jangan lupa bilang ‘Teh O’ untuk teh manis atau ‘Teh O Kusung’ untuk teh tawar, karena kalau cuma bilang “Teh” maka yang dikeluarkan adalah teh susu.

Ohya, kawasan Dataran Merdeka juga tidak terlalu jauh dari sini. Sayangnya saya tidak sempat ke sana karena sudah terlalu malam, dan teman-teman juga sepertinya tidak tertarik ke sana. Hiks, sedihnya tu kalau rombongan sebagian besar lebih suka belanja daripada eksplorasi tempat baru.

***

Di hari kedua, setelah sarapan dan check out dari hotel, kami langsung menuju tempat wisata pertama di hari itu.

Genting Highland

Karena di Malaysia hari liburnya adalah hari Jumat dan Sabtu, ketika hari Minggu kami berangkat ke Genting Highland, kami menemui beberapa titik kemacetan di pusat kota Kuala Lumpur karena padatnya kendaraan yang berangkat melakukan aktivitas di hari pertama kerja. Mungkin di sini terkenal dengan istilah I hate Sunday, kali yaaa 🙂

Bus rombongan berhenti di gedung semacam terminal untuk Skyway di kaki bukit. Dari sini untuk menuju puncak Genting Highland harus naik Skyway alias gondola. Terakhir naik gondola waktu di TMII jaman masih kecil banget. Hehehe…

Sesampai di terminal kami naik ke lantai atas untuk menuju Awana Skyway. Skyway ini bisa memuat maksimal 10 orang. Jangan lupa senyum saat kamera mengarah kepada kita. Tapi saat di SkyAvenue Station, di Genting Highland kita disuruh beli foto-foto itu. Lucu juga sih buat koleksi, ada yang bentuk snowball, foto berpigura, dll. Tapi saya gak beli, karena yang lain udah beli. Hahaha….

Pemandangan dari atas gondola masya Allah indahnyaaaa. Apalagi saat melewati pagoda di Chin Swee Caves Temple, tambah cantik pemandangannya dari atas. Seru sebenarnya eksplore tempat di sekitaran Chin Swee Station, tapi karena terbatas waktu kami tidak berhenti di stasiun tersebut. Lanjut sampai SkyAvenue Station. Kabut yang lumayan tebal membuat pemandangan semakin keren, meskipun agak-agak serem juga ya karena baru kali ini naik gondola untuk naik ke perbukitan.

Berhenti di SkyAvenue Station, banyak hal yang bisa dilakukan. Bagi yang ingin berjudi ini tempatnya, bagi yang membawa keluarga ada taman bermainnya. Bahkan tidak berapa lama lagi theme park juga sudah siap dioperasikan. Bagi yang ingin berbelanja, bisa bangettt.

Saya cuma wandering gak jelas mengikuti rombongan masuk dari satu toko ke toko yang lain. Gucci, Uniqlo, Vans, Bonia, you name it. Saya cuma ikut karena gak minat sama sekali belanja. Niat hati berlari ke lantai terbawah gedung ini, tempat Skytropolis berada. Tapi nanti malah ditinggal di sini bagaimana??? 😀

Mitsui Outlet Park

Sudah bisa ditebak ini tempat apaan?

Yup! Tempat belanja lagi….

Setelah dibatasi waktunya untuk shopping di Genting Highland, banyak peserta yang merasa kurang belanja. Dan saya pun harus rela tour ke Putrajaya harus dicoret, demi memuaskan hasrat berbelanja para peserta. Apakah hanya saya saja yang sedih? Hiks, saya sedih karena bingung mau ngapain di mall. Belanja jarang ada dalam agenda saya saat jalan-jalan. Males bikin berat bawaan saya 😀

Di mall ini berjejer-jejer branded store, yang kebanyakan memang menawarkan diskon yang bisa bikin gelap mata. Daripada saya kurang kerjaan juga keluar masuk toko tanpa tujuan, saya akhirnya mencari kado buat suami. Gegayaan karena mau merayakan first anniversary. Hehehe….

Toko coklat Beryl’s membuat saya agak semangat masuk mall ini. Akhirnya ada yang dibeli…. Dan karena ini adalah official store, harga yang dipatok untuk coklat-coklat di sini lebih murah dari pada di Central Market. Tau gitu kan borong yang di sini aja. Hiks..

***

Setelah agenda yang penuh dengan belanja dimana-mana, setelah dari Mitsui Outlet Park kami langsung kembali menuju KLIA2 untuk terbang pulang ke Surabaya.

Kalau saja jalan-jalan sendiri mungkin akan ada beberapa tempat tambahan yang bisa masuk dalam a place to visit list di Kuala Lumpur ini, tapi bukan berarti harus disesali. Karena baru pertama kalinya ke Kuala Lumpur, it was an okay vacation 🙂

Have a good journey!

 

@uphiet_kamilah

4 thoughts on “2 Hari di Kuala Lumpur, Kemana Saja?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *