Mencicipi Rasa Klasik Es Krim Ragusa di Teriknya Jakarta

Setelah kejadian memalukan terpeleset di teras hotel, setelah selesai acara di salah satu kantor Kementerian, saya memutuskan menunda balik ke hotel. Yaaa kali aja security yang tadi liat saya terjatuh sudah ganti shift dan hari ini tidak ketemu lagi. Hahaha…..

Rencana awal janjian makan siang bareng suami. Tapi beberapa kali ditelpon tidak ada jawaban. Setelah lelah menunggu, sepertinya suami sedang sibuk kerja dan memang harus pergi sendiri. Tetep gengsi mau balik hotel jam segini. Hahahaha

Cukup berjalan kaki sekitar 5 menit dari sepanjang jalan Veteran, melewati jalan di belakang Masjid Istiqlal. Sempat gerimis dan untungnya tak hujan, karena kaki yang keseleo tidak bisa dipakai lari-lari. Beberapa saat lagi Jakarta kembali terik dan gerah di badan.

Toko Es Krim Ragusa berada di deretan pertokoan di belakang Masjid Istiqlal. Beberapa tempat makan nampak bersebelahan. Saya sempat melewati toko es krim ini, karena plangnya tidak terlihat. Tapi seorang bapak tua yang berdiri di depan toko es krim membuat saya menghentikan langkah, sepertinya saya sudah sampai di tujuan.

Beberapa review sering menyebutkan tentang bapak tua ini, jadi saya pun akhirnya berbelok masuk ke dalam toko.

Karena datang sendiri dan masih dalam keadaan bingung (mas suami belum juga angkat telpon, sibuknyaaa), saya memilih duduk di area meja yang agak di belakang. Dan saya salah pilih tempat duduk dong, kipas anginnya gak nyala dan cuaca gerah banget. Hiks….

Bapak tua yang tadi berdiri di depan toko datang menghampiri saya dan memberikan selembar menu. Kalau lagi incip-incip di sebuah toko es krim, saya selalu memilih menu banana split (kalau ada), kali ini pun juga saya memilih menu yang jadi salah satu favorit di sini.

Bapak tua itu pula yang menyiapkan pesanan saya, dan pesanan pelanggan-pelanggan lainnya.

Toko yang telah buka sejak tahun 1932 ini menawarkan berbagai macam pilihan es krim klasik, yang kalau saya ada teman ngobrol rasanya bisa pesan lebih dari satu macam. Hehehe…

Suasananya semakin rame, kursi-kursi rotan di bagian depan mulai terisi dengan rombongan-rombongan yang datang. Saya sedikit parno dengan review-review yang saya baca kalau ibu yang berada di belakang kasir itu katanya agak cerewet dan kadang membentak customer, jadinya saya tidak mau berlama-lama di sana, daripada diusir. Hahaha…

Oyaaa, untuk banana split yang saya coba, begini penampakannya…..

Ada tiga varian es krim, yaitu coklat, vanila, dan stroberi dengan satu buah pisang di bawahnya. Disiram dengan saus coklat, ditaburi sukade dan kacang. Penampilan cantiknya bikin gak sabar buat diincip. Karena ini adalah tipe es krim jaman dulu, rasanya seperti yang dulu pernah ada. Hehehe….

Susunya terasa dan ini tanpa bahan pengawet lo, karena masih diolah secara tradisional. Pisangnya juga manis dipadu dengan taburan sukade alias manisan jeruk sehingga ada kecut-kecutnya jeruk. Sayangnya taburan kacangnya terasa pahit sehingga agak mengganggu rasa secara keseluruhan. Niat hati pingin coba yang spaghetti tapi kok banyak yaaa.

Saya menyelesaikan pembayaran dengan hati yang masih mengganjal karena rasa pahit kacang tersebut. Mungkin karena hari itu saja kacangnya sedang jelek,  mungkin di hari lain rasanya enak. Suatu saat pingin kembali tapi ajak suami (yang ternyata ketiduran di kamar hotel. Haduhhhh!!!) supaya bisa icip-icip dengan tenang dan berbincang lama.

 

Have a good journey!

 

@uphiet_kamilah

6 thoughts on “Mencicipi Rasa Klasik Es Krim Ragusa di Teriknya Jakarta

  1. Itu es krim nong-nong-nong yang biasa dijual abang2 gitu ya? Kayanya saya pernah lewat jalanan di sekitar situ, hanya saja tidak tahu tempat enak, saya kira kaya tempat biasa saja. Baru tahu kalau tempat ini sudah berdiri sejak lama.

    Lalu sebenarnya siapakah sosok bapak2 ini, apakah dia pelayan cafe yang berdiri sejak lama itu hingga akhirnya menua? Lalu siapakah sosok ibu2 yg katanya bisa galak itu? Apa mungkin dia yang duduk sejak cafe ini berdiri, jadinya sedikit #galak?

    Misteri yang belum terpecahkan hahahahaha

    Yg sdh terpecahkan adalah suami yg ketiduran ternyata, disangka sibuk, ternyata lagi sibuk tidur permisah #terlalu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *