Housework that I Love the Most

Baca tema keduapuluhsatu #BPN30DayChallenge langsung ketawa, saya sih milih jalan-jalan dibanding mengerjakan pekerjaan rumah 😀

Tapi saya jadi teringat beberapa tahun yang lalu saat persiapan merantau pertama kalinya alias ngekos karena harus kuliah di luar kota. Saya yang terbiasa segala sesuatu dikerjakan oleh ibu, mulai panik karena akan memulai hidup sendiri. Itu berarti segala sesuatu harus saya urus dan tidak ada ibu tempat menggantungkan harapan.

Urusan sapu-menyapu perkara mudah, urusan cuci piring saya hampir tiap hari melakukannya, setrika sepertinya juga mudah, kalau makan sih tinggal beli gak usah masak. Hehehe… Lalu apa yang belum disebutin? Yup, cuci pakaian 😀

Saya gak bisa cuci pakaian karena memang sudah ada yang mengerjakan sejak saya kecil, ibu punya juru cuci setrika yang rutin datang. Kalau memang libur pun, ibu biasanya yang ambil alih urusan cuci pakaian. Saya pun tinggal duduk leha-leha baca buku. Hehehe… tolong jangan dibully…

Seminggu sebelum ngekos, belajar private-lah saya tahap-tahap mencuci ini pada suhunya, yaitu ibu. Karena di kos saya nanti tidak ada fasilitas laundry alias mesin cuci, saya belajar mencuci pakaian secara manual. Empat tahun ngekos, rutinitas cuci pakaian jadi aktivitas rumah tangga yang paling saya nikmati. Mungkin ada hubungannya dengan zodiak saya yang Pisces, jadi suka sekali dengan bermain air dan busa deterjen ini. Kadang cuci bajunya gak selesai-selesai karena main air. Lumayan sih aktivitas ini bisa jadi pelampiasan kala lelah dengan setumpuk tugas kuliah. Hehehe…

Saat ini dengan adanya mesin cuci, aktivitas ini tetap jadi favorit saya. Bukan karena bermain airnya, tapi mesin cuci ini membantu saya tetap mencuci sembari saya tetap melanjutkan aktivitas atau beristirahat setelah pulang bekerja. Apalagi kalau ketiduran, bangun tidur cucian selesai dan tinggal menjemur saja.

Selain aktivitas cuci-mencuci, akhir-akhir ini saya senang di dapur. Jangan ditanya saya ngapain di dapur 😀 Tapi karena belum percaya diri dengan hasil makanan sendiri, ujung-ujungnya ya dimakan sendiri. Nah, penyebab jarum timbangan semakin ke kanan (kembali) ditemukan 😀

Makanya saya selalu terkagum dengan perempuan yang mengabdikan dirinya untuk menjadi ibu rumah tangga. Kerjanya 24 jam, gak ada hari libur, gak digaji. Kalau saya belum tentu bisa melakukan semua itu, masih sekedar cita-cita yang semoga diamini.

 

@uphiet_kamilah

One thought on “Housework that I Love the Most

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *