Sudah hampir seminggu, Malang Tempo Doeloe atau MTD digelar. Maaf telat, karena beberapa hari ini tiba-tiba jadi pelupa. Hehhehe…
Berikut ceritanya…
Malang Tempo Doeloe kali ini kalau gak salah tahun kelima penyelenggaraannya. Setiap bulan Mei, sebagai penutup serangkaian acara peringatan HUT Kota Malang yang jatuh tiap tanggal 1 April.
Jalan Ijen yang luas dan indah itu, ditata sedemikian rupa supaya tercipta suasana Malang di jaman dulu kala.
Gak jauh beda sama pasar malem sih. Banyak stand-stand berjajar, menawarkan makanan-makanan khas tempoe doeloe seperti gulali, dan makanan merakyat lainnya 🙂 Meskipun ada juga yang jualan siomay atau burger. Jaman dulu ada gitu yang jual makanan begitu? Hehehe…
Salah satu stand yang tak pernah melewatkan kesempatan ini adalah toko es krim yang melegenda di kota Malang: Toko Es Krim “Oen”. Spot wajib buat poto-poto :p
Selain makanan, banyak juga yang memanfaatkan momen MTD buat jualan aneka batik, kerajinan-kerajinan, dan industri kreatif lainnya. Tak ketinggalan stand yang memamerkan kendaraan jaman dulu, filateli, dan mata uang jaman dulu.
Nih, misalnya…
Yang paling menarik dari Malang Tempo Doeloe, menurutku ya pengunjungnya *lho?*. Pengunjung yang menyesuaikan diri dengan tema MTD itu sendiri.
Yang paling atas itu, yang berkostum pejuang plus bawa sepeda onthel, sepertinya peserta wajib acara Malang Tempo Doeloe deh. Hampir setiap taun ketemu mereka 🙂
Di event itu juga disediakan panggung-panggung yang digunakan untuk pementasan kesenian rakyat, seperti wayang, dan acara musik lainnya. Selain itu, di pagi hari sampai menjelang sore, jalanan bisa dilewati dengan mengendarai sepeda onthel yang boleh dipinjam atau menyewa andong yang memang disediakan. Ada juga permainan rakyat yang diselenggarakan, supaya warga Malang tetap mengenal dan melestarikannya, seperti ini…
bingung itu main apa. Kalau diliat sih main kasti :p
Kalau hari sudah berganti malam, jalanan hanya diijinkan untuk pejalan kaki, yang semakin malam semakin penuh sesak. Dan terlihatlah seperti pasar malam…
eh de… itu makanan yang warna/i keknya enak tuh… mupeng neh
Hehe… acara keren banget, berusaha sejadul mungkin ya… 😀
btw, dirimu yang mana tuh, kiri/kanan?
lha..dr dulu itu saya masih penasaran dng nama jalan ijen yg terkenal itu..
**ijen berarti sendirian, bukan? 😛
@sunflo: aduh mbak, apa ya namanya? Hehe, lupa. BIasanya dicampur sama jagung trus tape. Di rumahku kalau pagi masih ada yg jualan, nanti deh mbak kutanyain 🙂
@kakaakin: tapi aku orang tempo doeloe paling keren :p *mana ada orang jadul pake celana jins??*
aku yang pake jilbab pink 🙂
@kyaine: Jalan Ijen memang paling terkenal di Malang, banyak pohon palm berjajar, jajaran bunga yang tertata rapi, plus rumah-rumah mewah dan rumah jaman Belanda yang masih bagus 🙂
ijen artinya memang sendirian, saya juga gak tau kenapa begitu. Hehe…
apike tah 🙁
Ijen itu diambil dari kata gunung ijen, karena daerah situ dst memakai nama-nama gunung, seperti jl kawi, jl panderman, dll.