Di Puri Hijau, Miss Arundell tinggal bersama pelayan pribadi, seorang pembantu, dan seorang koki. Ditambah Bob, seekor anjing yang setia. Miss Arundell sudah berusia di atas tujuh puluh tahunan, tetapi semangat hidupnya tinggi sehingga pernah dia berhasil selamat dari penyakit mematikan yang dideritanya. Menjelang Paskah, ketiga keponakannya datang untuk berkunjung dan menginap di Puri Hijau. Seperti biasa ketiganya berusaha untuk meminta bagian dari kekayaan yang dimiliki Miss Arundell.
Sebuah peristiwa hampir merenggut nyawa Miss Arundell. Miss Arundell jatuh dari tangga karena menginjak mainan Bob yang tergelak di ujung atas tangga. Setidaknya itu menurut semua saksi mata. Beruntung Miss Arundell tidak menderita cedera parah. Sejak peristiwa itu, Miss Arundell merasakan keganjalan dari peristiwa itu. Karena keresahannya, Miss Arundell akhirnya menulis sebuah surat kepada Detektif terkenal, Hercule Poirot.
Sayang, sang detektif menerima surat itu sebulan setelah kematian Miss Arundell. Naluri detektifnya mendorong Hercule Poirot untuk menyelidiki langsung perihal datangnya surat yang terlambat itu. Kematian wajar yang terjadi pada Miss Arundell menjadi mencurigakan di mata sang detektif. Penyelidikannya di Puri Hijau serta wawancara langsung dengan orang-orang terdekat Miss Arundell, termasuk ketiga keponakan Miss Arundell, menambah kecurigaan sang detektif akan penyebab kematian Miss Arundell.
Akan tiba waktunya aku meraih bola-bola itu satu per satu, membungkuk penuh hormat, dan pergi meninggalkan panggung.
Kita bukan berurusan dengan yang sudah mati, tapi dengan yang masih hidup. Dengan merekalah aku mesti berurusan.
Novel ini saya temukan tidak sengaja di antara tumpukan buku obral Gramedia di depan Carrefour Dukuh Kupang Surabaya. Been so long after the last Agatha Christie’s book…
Yang menarik dari sebuah novel detektif adalah saya tidak pernah bisa menebak siapa pelaku sebenarnya. Kalau pun bisa saya memilih untuk tidak menebak karena keyakinan saya kalau penulis pasti tidak semudah itu memberikan petunjuk-petunjuk. Satu-satunya orang yang tahu hanyalah dalam pikiran tokoh utama, atau sang detektif.
Kalau membaca novel berlatar belakang Inggris, segala dialek dan kekhasan Inggris segera menguasai imajinasi saya. I do love British style 🙂
Untuk membunuh, orang perlu pikiran yang bisa dibakar oleh ide tertentu.
Happy Reading! 🙂
you can find the book on bukabuku.com