Swiss: Little Snow in Zurich

Judul: Swiss: Little Snow in Zurich
Penulis: Alvi Syahrin
Penerbit: Bukune
Tebal: 302 halaman
Cetakan II, Oktober 2013
Goodreads Rating: 3.57/5.00
…salju yang hangat, tawa yang mencair, aku telah jatuh cinta, jangan sesatkan aku dalam teka-tekimu
Yasmine meninggalkan Indonesia setelah ibunya meninggal karena kecelakaan, mengikuti Dad yang ingin melupakan kepedihannya dengan kembali ke kota kelahirannya, Zurich, Swiss. Yasmine bersekolah di Kantonsschule Ramibuhl, setingkat SMA dan berkenalan dengan kedua sahabat barunya, Elena dan Dylan. Sepulang sekolah, Yasmine senang menghabiskan waktu dengan duduk di pinggir dermaga Danau Zurich, melempar sandwich ke arah angsa-angsa yang berenang di sana dan memotret pemandangan yang menarik hatinya dengan kamera yang selalu terkalung di lehernya. Beberapa minggu ini, kehadiran lelaki itu juga membuat Yasmine selalu harap-harap cemas ketika menuju dermaga.
Laki-laki itu bernama Rakel. Ketika Yasmine tiba di tepi dermaga, lelaki itu akan duduk di ujung dermaga lainnya, memandang ke arah danau dan melemparkan kerikil ke kejauhan. Sesekali mata mereka bertemu dan tak jarang senyum malu-malu juga mengikuti. Setelah perkenalan itu, Rakel yang ceria selalu berhasil mengundang tawa di bibir Yasmine dengan cerita dan ulah jahilnya.
Bersama Yasmine, Rakel menjalankan agenda musim dingin yang sudah direncanakan jauh-jauh hari dari masa lalunya. Bermain ice skating di Dolder Ice Rink, menghabiskan cokelat yang mereka beli sembari menghabiskan malam di Jembatan Munsterbrucke, dan berwisata ke puncak Uetliberg. Yasmine jatuh cinta… Tapi sikap Rakel menjadi berubah ketika Yasmine menyebut nama Dylan.
Yasmine terjebak ke dalam masa lalu yang ingin dikembalikan Rakel, serta persahabatan Rakel dengan Dylan dan Elena yang sepertinya terjadi kesalahpahaman. Ketika perasaannya semakin dalam, Yasmine tidak yakin dengan yang dirasakan Rakel terhadap dirinya.
Apakah kau pernah berusaha melupakan seseorang, tetapi yang kau dapati malah semakin teringat dirinya? Apakah kau pernah menanti pesan singkat yang sekadar menanyakan kabar dari seseorang yang mungkin sudah melupakanmu? Apakah kau pernah berusaha menjalani hubungan dengan seseorang, tetapi hatimu tak pernah bisa berlabuh untuk seseorang itu — hatimu masih tersimpan di tempat yang sama untuk orang yang sama di masa lalu?

***

Kalau menyebut kota Swiss, yang terbayang dalam benak saya adalah gunung bersalju, cokelat, dan tempatnya yang tenang. Dan Alvi bercerita dengan latar belakang Zurich yang bersalju. Penulis membawa kita menikmati Danau Zurich, melintasi pusat perbelanjaan termahal di dunia, dan melihat Zurich dari atas Uetliberg.
Secara cerita..emmm jujur saya memaksakan diri membaca sampai akhir. Kisah cinta anak SMA yang menurut saya terlalu kekanakan. Apalagi di beberapa bagian, saya menyadari penulis menggunakan frase “anak laki-laki”, bukan “laki-laki”. Kesannya malah kisah cinta anak SMP. Sorry…
Sayang sekali kalau sebenarnya bagian prolog dan epilognya memberikan kesan yang bagus, tapi tidak secara keseluruhan cerita.
Persahabatan Elena, Dylan, dan Rakel yang terjalin sejak mereka masih balita seharusnya tidak seperti ini. Berapa lama sih sebenarnya putusnya hubungan Rakel dengan Dylan dan Elena? Rasanya kok, Elena dan Dylan menjauhi Rakel bukan untuk memberi ruang atas kesedihan hatinya, tapi seperti memusuhi. Bukankah seharusnya mereka mengerti kenapa Rakel menjadi seperti itu? Persahabatan mereka sudah cukup lama untuk saling mengerti satu sama lain bukan?
Sebagai orang yang meninggalkan Indonesia, Yasmin seperti putus hubungan dengan masa lalunya. Tidak ada rasa rindu yang menyeruak. Tidak ada juga sahabat yang bisa diajak curhat, terlebih ketika mengalami patah hati. Di beberapa bagian juga, penulis kerap membandingkan kondisi Jakarta dengan Zurich. Jakarta yang sungainya penuh sampah, kemacetan, polusi udara dengan Zurich yang bersih, sistem transportasi yang canggih dan tempat yang nyaman. Benar sih, tapi…sepertinya harus ada hal baik yang diceritakan juga deh…
Mungkin karena ceritanya udah gak sesuai dengan umur kali ya, jadinya agak-agak gak nyambung. Hehehe… 
Mungkin buat yang masih anak sekolahan, novel ini bisa lebih sesuai selera mereka. I hope…
Happy Reading! 🙂

you can find the book on bukabuku.com
 

Review ini diikutkan dalam Indonesian Romance Reading Challenge 2014 di http://kubikelromance.blogspot.com/2013/12/update-indonesian-romance-reading.html
Review ini diikutkan dalam Indiva Readers Challenge 2014 di http://indivamediakreasi.com/indiva-readers-challenge-irc-2014/
..dan tentu saja review ini diikutkan dalam BBI Review Challenge…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *