Judul: The Mint Heart
Penulis: Ayuwidya
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal: 336 halaman
Cetakan Maret 2013
Goodreads Rating: 3.76/5.00
“Dia memang selalu begitu, dingin. Namun, begitulah dia, dan aku menyukainya tanpa banyak protes, seperti aku menyukai mint ice cream yang membekukan lidahku. Dia mirip seperti itu, paling dingin dari yang terdingin.”
Cerita diawali dari keinginan seorang editor-in-chief majalah traveling “Travel Lovers”, Patricia, untuk membuat sebuah rubrik baru bernama “Wherever You Want”. Dalam rubrik itu, para pembaca akan menentukan sendiri kemana peliputnya (reporter dan fotografer) akan pergi.
Perjalanan ke Padang adalah perjalanan dimulainya kisah seru antara si Ratu Drama dan si Raja Es. Ratu Drama memang pantas melekat pada diri Lula. Dengan karakternya yang blak-blakan, yang bahkan dengan terang-terangan menunjukkan rasa sukanya pada Leon, sepertinya tidaklah mengejutkan kalau tingkah konyol bisa saja dia lakukan. Seperti adegan drama yang dia lakukan di bandara saat menunggu kedatangan Leon, atau aksi ngambeknya di depan kamar Leon yang membuatnya hampir diusir petugas keamanan hotel.
Tingkah konyol Lula mau tidak mau membuat Leon yang dingin geregetan dibuatnya. Aksi saling balas di antara Lula dan Leon terus berlangsung selama perjalanan.
Perjalanan Lula dan Leon di Tilanga, Tanah Toraja, melelehkan kebekuan hati Leon. Saat menyelamatkan Lula ketika tenggelam di danau, Leon mulai menyadari kalau Lula lebih dari sekedar teman seperjalanan yang berisik dan mengganggu ketenangannya.
Tapi tidak semudah itu Leon mengakui perasaannya. Ada Anika, tunangan Leon yang begitu cantik dan sempurna, yang muncul di tengah perjalanan mereka. Ada juga Rifo, cinta pertama Lula, yang membuat Leon merasa dilupakan. Banyak kesalahpahaman yang terjadi yang membuat perasaan Lula dan Leon yang bersambut tidak kunjung saling bertemu.
“Ya, aku tahu. Aku mengingatkan diri, jangan berharap berlebihan kalau tidak mau jatuh sakit. Mengagumi tanpa berharap adalah jalan yang paling aman.”
***
The Mint Heart adalah novel kedua dari seri Love Flavour yang saya baca. Secara efek samping, dibanding novel sebelumnya, The Mint Heart membuat mood saya lebih baik. Karakter kedua tokohnya berhasil membuat saya terus membaca setiap halamannya dengan lancar.
Novel tentang perjalanan memang selalu membuat saya bersemangat membacanya. Memang sih, tidak sedetil yang saya inginkan, tapi mengunjungi Padang, Pulau Sikuai, Tanah Toraja, Makassar, dan Yogyakarta adalah impian perjalanan yang too good to be true untuk saya lakukan secara estafet dalam satu waktu. Jadi, berimajinasi dulu boleh lah…
Poin kedua yang saya suka dari novel ini adalah cara penyampaiannya. Penulis menggunakan sudut pandang orang pertama dari kedua sisi tokoh. Baik Lula maupun Leon menyampaikan cerita mereka masing-masing. Hal ini membuat ekspresi dan perasaan kedua tokoh tergambar dengan jelas. Oh ya, kalau Leon digambarkan sebagai sosok ganteng, berbadan atletis dengan suara beratnya, saya kurang mendapat tampilan fisik seorang Lula. Kecuali penggambaran mata besarnya yang seperti boneka dan kardigan abu-abu usang yang setia melekat di badannya. Culunkah ia? Cantikkah? Meskipun dipastikan tidak secantik Anika, saya jadi penasaran…
Karakter kedua tokohnya lumayan bikin gemes. Rasanya seperti nonton drama Korea, dimana si cewek yang ceroboh dan si cowok yang dingin kemudian luluh dan melakukan apapun demi menjaga perasaan si cewek. Ada ya cewek yang segila itu suka sama cowok? Maksudku, terang-terangan menunjukkan perasaannya. Menyimpan banyak foto si cowok, bahkan memotong bagian foto orang lain. Menyimpannya dalam folder sendiri dalam komputernya. Kalau dipikir-pikir agak serem ya… 😀
Sifat Leon yang berubah setelah menyadari rasa sukanya juga agak berlebihan, tapi lucu sih.. Demi menjaga perasaan si cewek, Leon mulai bertingkah aneh dan gak wajar. Hmmm…
Tadinya saya berharap Leon bisa mengungkapkan perasaannya sebelum perjalanan berakhir, tapi nyatanya penulis memperpanjang kesalahpahaman di antara kedua tokoh dan memasukkan karakter Juno sebagai cupid bagi mereka berdua.
Ending-nya kurang nendang, but it was okay…
“Cintaku adalah satu hal yang tak pernah berubah, meski perjalanan membawaku dari satu kisah ke kisah lainnya. Cintaku tak berubah sedikit pun, masih sama seperti aku menyukai mint ice cream.”
Happy Reading! 🙂
you can find the book on bukabuku.com
Review ini diikutkan dalam Indonesian Romance Reading Challenge 2014 di http://kubikelromance.blogspot.com/2013/12/update-indonesian-romance-reading.html
Review ini diikutkan dalam Indiva Readers Challenge 2014 di http://indivamediakreasi.com/indiva-readers-challenge-irc-2014/
…dan tentu saja review ini diikutkan dalam BBI Review Challenge…
wah novel tentang perjalanan memang seru, jadi berasa ikut jalan jalan juga X)
yup, jalan-jalan murah meriah ini namanya 🙂