The Vanilla Heart

Judul: The Vanilla Heart
Penulis: Indah Hanaco
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal: 262 halaman
Cetakan Juni 2013
Goodreads Rating: 3.26/5.00

“Vanila itu mampu memberi efek menenangkan bagi orang yang mencicipinya. Entah itu dipakai sebagai campuran makanan ataupun minuman. Vanila menjadi penyeimbang untuk hal-hal bertolak belakang yang dialami manusia. Hidup tidak selamanya manis atau pahit, kan? Kehidupan setiap manusia selalu ada campuran keduanya. Nah, itulah yang membuat seimbang.”

Hugo tadinya berharap cinta pertamanya akan menjadi cinta terakhir baginya. Harusnya pertunangannya dengan Farah, cinta pertamanya, adalah awal terwujudnya kisah yang berujung happily ever after. Tapi apa yang dirasakan Hugo tidak begitu yang dirasakan Farah. Farah tidak menginginkan kisah cintanya berujung pertunangan. Belum menginginkan, tepatnya. Tapi bagi Hugo itu berarti tidak akan pernah ada masa depan bagi hubungan mereka. Bertunangan atau tidak sama sekali. Hugo memutuskan untuk mengakhiri dan memilih pergi ke Bristol, Inggris.


Di tengah kekacauan hati sebelum pergi ke Bristol, Hugo hampir menabrak dua orang siswi SMA. Entah karena sedang kacau atau memang sesuatu yang ‘tidak biasa’ itu sedang terjadi, bukannya meminta maaf, Hugo malah melamar Dominique, salah satu dari dua siswi yang hampir ditabraknya. Tentu saja bukan jawaban iya yang diterima Hugo, hadiah bogem mentah malah mendarat di hidungnya.

Awalnya Bristol mungkin menjadi tempat pelarian bagi Hugo, tapi akhirnya Hugo menambah masa tinggalnya di sana entah karena alasan apa. Di Bristol, Hugo mulai mengenal dan kecanduan vanilla latte karena temannya. Kembalinya dia ke Bogor pun karena desakan sang Mama yang menginginkannya kembali.

Hugo kembali bertemu Dominique, gadis yang dilamarnya lima tahun yang lalu. Entah karena rasa penasaran atau memang dorongan hati, Hugo terus berusaha untuk mendekati dan lebih mengenal Dominique yang ternyata penyuka ice cream vanilla. Kisah cinta mereka tidak berjalan mulus. Dominique harus mengatasi rasa patah hatinya karena cinta diam-diamnya terhadap pacar sahabatnya, Farah yang menginginkan hubungannya kembali dengan Hugo, dan juga restu orang tua Hugo.


“Beginikah rasanya mengkhawatirkan seseorang? Padahal dia hanya orang asing bagiku.”

***

Baca novel ini serasa lagi nonton FTV. Kisah tabrakan, terjebak di lift, bahkan ending ceritanya drama bangettt.


Di awal cerita, saya merasa kalau ceritanya masih ngambang. Seakan-akan penulis terburu-buru membuat pengantar atau asal mula cerita yang mendasari kisah yang terjadi antara Hugo dan Dominique dan sejarah awal kecintaan Hugo akan vanila. Cerita mulai terasa smooth ketika Hugo kembali bertemu dengan Dominique. Alur ceritanya juga tersaji dengan rapi.

Nama-nama karakternya agak gak biasa bagi novel lokal yang setting ceritanya juga di dalam negeri. Hugo, Taura, Kyoko, Dominique. Terkecuali Kyoko, sepertinya karakter yang lain diceritakan gak ada blasterannya ya.. Atau memang saya yang kurang familier dengan nama-nama itu.

Novelnya cukup ringan untuk masuk kategori novel dewasa, tapi menghibur kalau memang butuh bacaan yang menyenangkan.

“Vanila tidak pernah memiliki beragam rasa dan aroma. Vanila setia pada rasa dan aromanya sendiri yang istimewa.”

Happy Reading! 🙂

you can find the book on bukabuku.com

Review ini diikutkan dalam Indonesian Romance Reading Challenge 2014 di http://kubikelromance.blogspot.com/2013/12/update-indonesian-romance-reading.html
Review ini diikutkan dalam Indiva Readers Challenge 2014 di http://indivamediakreasi.com/indiva-readers-challenge-irc-2014/
…dan tentu saja review ini diikutkan dalam BBI Review Challenge…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *