Ke Jogja gak lengkap rasanya tanpa wisata kuliner, alias icip-icip kuliner khas Jogja. Tapi kali ini bukan kulineran gudeg, yang khas Jogja, tapi mencoba kuliner lain yang tak kalah hits. Apa saja?
Warung Kopi Klotok, Sleman
Dalam perjalanan menuju Kaliurang saya menyempatkan mampir ke sini karena beberapa cerita viral betapa ramainya warung ini. Sedikit tidak tepat mungkin saya datang saat menjelang makan siang, jam-jam padatnya kunjungan apalagi saat liburan sekolah seperti ini, tapi saya tidak mau kehabisan pisang goreng yang katanya fenomenal itu.
Banyak public figure pernah berkunjung ke sini dan meninggalkan pesan dan kesan mereka. Sehingga semakin banyaklah yang penasaran seperti apa masakan yang disajikan Warung Klotok ini.
Harus memasuki jalan kecil, agak susah kalau menumpangi mobil karena jalannya hanya cukup buat satu mobil, terlebih banyak mobil diparkir di pinggir jalan. Karena saya dan suami naik sepeda motor, kami cukup nyelip-nyelip dengan gesit.
Benar saja, parkiran sudah penuh dan ketika memasuki warung, antrian panjangnya minta ampuuunnn. Mungkin ada 50 orang lebih yang mengantri. Suami sebenarnya sudah menyerah kalau harus antri sepanjang ini dan menawarkan ke tempat lain, tapi melihat saya yang masih penasaran dengan tempat ini akhirnya tetap antri juga. Antrian hanya dibuat satu jalur, melewati menu berat yaitu nasi dengan sayuran lodeh, sop, atau gudeg ceker, kemudian antri memesan telur krispi. Kalau sudah dapat tempat duduk baru bisa pesan pisang goreng. Jadi kalau seperti saya yang hanya penasaran dengan telor krispi dan pisang gorengnya tetap harus antri bersama orang-orang yang antri ambil menu berat.
Kalau pemesanan pisang goreng dibatasi maksimal dua porsi (empat buah pisang goreng) per orang, maka pesan telor krispi tidak ada batasannya. Saya yang antri sudah hampir di depan terkaget dengan pesanan orang di depan saya, 25 telor krispi!!
Kalau saja telor krispinya sudah siap tidak menjadi masalah, tapi kami harus menunggu telor krispinya digoreng dulu. Dan tiap kali muncul pelayan warung hanya membawa sekitar lima lembar telor krispi. Dan kemunculan dia berikutnya itu lama sekali, sodara!! Mau nyerah tapi sudah sampai di depan banget 🙁
Setelah perjuangan mengantri yang tidak begitu wajar itu, duduklah kami di tikar menghadap hamparan sawah. Dengan telor krispi, tempe garit, sambal, kerupuk, pisang goreng, kopi klotok, es teh tawar, dan wedang jahe siap di depan kami.
Telor krispi atau bisa disebut telor dadar rasanya biasa saja tidak seistimewa yang saya bayangkan. Pisang gorengnya enak karena pisangnya juga dalam tahap kematangan yang tepat, dan dalam kondisi panas tentu saja pisang goreng manapun akan seenak ini. Saya paling suka wedang jahenya, karena saat itu kondisi tenggorokan yang sedang radang jadi begitu melegakan buat saya.
Mungkin bagi orang kota yang jarang menikmati menu makanan seperti ini, pengalaman ini bisa saja jadi berkesan. Tapi kalo saya bisa cari menu ini bahkan di rumah sendiri, lah wong ndeso kok yo dolan nang deso. Mengantri panjang dan selama itu untuk makanan-makanan ini cukup sekali saja saya alami. Ampun deh, gak balik lagi. Hahaha…
Warung Kopi Klotok
Jl. Kaliurang KM.16, Pakembinangung, Pakem, Kab. Sleman
Jam buka: 6 pagi – 10 malam
Telp: 0812-2221-1635
Sate Klathak Pak Pong, Bantul
Sebenarnya ada dua tujuan sate klathak saat menuju Bantul, Sate Klathak Pak Bari yang terkenal karena film AADC2 atau Sate Klathak Pak Pong yang memang sudah melegenda sedari dulu. Kali ini waktunya menuruti keinginan suami untuk menuju Sate Klathak Pak Pong. Oh ya ada banyak sekali penjual sate klathak sepanjang jalan menuju Bantul.
Lagi-lagi sampai ke tempat tujuan menjelang makan siang, ramenya minta ampun. Kami terlebih dahulu harus mencari tempat duduk sebelum bisa pesan makanan. Beruntung kami hanya berdua, jadi bisa nyelip-nyelip di meja orang lain ? karena kalau datangnya serombongan akan lebih baik kalau pesan tempat terlebih dahulu, atau harus sabar antri untuk dapat tempat duduk.
Itu masih antri tempat duduk ya, setelah dapat tempat duduk baru bisa pesan makanan. Dan jangan kaget, kalau ramai begini harus sedia stok sabar lebih banyak karena antrian makanan bisa datang satu jam lebih kemudian. Sabaaar…
Sejam berlalu datanglah seporsi sate klathak, tengkleng, lengkap dengan nasinya. Hmm…menggoda selera.
Bagi saya yang biasanya tidak suka daging kambing, kedua makanan ini enaaaak banget. Dan bau kambingnya juga gak terasa sama sekali. Hilang sudah lelah menunggu selama sejam lebih.
Jangan lupa melihat proses pengolahannya yang berada di halaman muka. Kalau melihat saat lapar dijamin bisa bertambah lapar. Hehehe…
Kali ini saya rela suatu saat balik lagi menikmati sate klathak dan tengkleng yang lezat ini.
Sate Klathak Pak Pong
Jl. Sultan Agung No. 18, Jejeran II, Wonokromo, Pleret, Bantul
Jam buka: 9 pagi-11.30 malam
Telp: 0811-2645-251
Nanamia Pizzeria, Tirtodipuran
Sepulang dari Bantul, hari sudah mulai gelap, waktunya makan malam tiba. Kali ini kami mencoba kuliner yang bukan khas Jogja, malah menu western. Udah sok gaya bener ini. Hehe…
Berada di jalan Tirtodipuran No. 1, pengunjung belum begitu ramai saat kami datang. Tapi dalam waktu setengah jam sudah terisi full, karena memang sudah tiba waktunya makan malam atau dinner bersama pasangan ?
Tiba di parkiran saja, kita akan disambut selasar cantik yang fotoable, beberapa pengunjung ada yang memanfaatkannya untuk berfoto. Interiornya juga sangat kekinian ditambah pelayanan yang begitu sigap meskipun sedang ramai.
Untuk yang membawa anak kecil tidak perlu khawatir bosen saat menunggu makanan tiba, ada area bermain kecil di salah satu sudut ruangan. Ruang tunggu bagi yang antri untuk dapat tempat duduk pun didesain cantik.
Tidak menunggu lama, hidangan kami pun tiba. Diavola size large, spaghetti bolognese, avocado nero, hot chocolate, dan power detox. Hmm, hayoo yang mana dulu…
Saya mencoba power detox terlebih dulu, yang sebenarnya adalah sebuah minuman jamu. Karena kondisi beberapa hari yang kurang fit, saya tertarik mencobanya. Tapi ternyata terlalu manis ya untuk ukuran jamu ?
Spaghetti-nya ternyata ukuran besar, jadi maafkan kalo gak habis, karena lebih tertarik nyomot pizza pesenan suami ?
Untuk dessert kami memilih tiramisu dan gelato. Tapi lagi-lagi tidak ada yang bisa mengalahkan tiramisu buatan Classico Italiano di Gili Air. Tapi untuk gelatonya, boleh juga.
Bisa jadi suatu saat akan kembali karena tempatnya yang cozy dan pelayanannya yang ramah ?
Nanamia Pizzeria
Jl. Tirtodipuran No. 1, Mantrijeron, Kota Yogyakarta
Jam buka: 11 pagi-11 malam
Telp: (0274) 450826
Kalau kalian di Jogja suka kuliner kemana?
Yogya selalu ngangenin
Trakhir ke sana Februari tahun lalu bertiga
Moga2 bisa ke sana lagi
Sate klathak pak pong mang legend bgts y buu
Enak banget itu buuu
Jadi ada tempat makan yang ngantrinya gak worth it sama makanannya, ada yang sepadanlah hahaha. Saya, jujur, paling males Kak Uphiet kalau harus mengantri lama-lama. Kadang saya utus keponakan berangkat duluan buat pesan ini itu, kalau pesanannya sudah datang, baru saya ke kafenya.
Kalau saja bisa begitu, kak 🙂
Kalau ini antrinya sungguh terpaksa, kak Tuteh ? karena sudah di tempat tujuan
Thanks sharingnya mba, februari rencana ke Jogja mau hunting kuliner dan pastinya jadi makin tambah pengen nyoba sate klathak setelah liat postingan ini
Wah, selamat menikmati jogja, mbak ?
Saya dulu ke sate klathak Pak Pong, nunggu makanannya 2 jam. Salah juga sih, ke sananya pas tanggal merah.
Sama mbak, aku pun begitu. Ke sate Klathak Pak Pong saat liburan panjang. Mungkin kalau hari biasa antriannya lebih manusiawi ?
Jogja selalu mengundang rindu. Kuliner Jogja nggak kalah seru. Kopi Klotok dan Sate Klathak selalu menjadi tunjuanku saat ke Jogja.
iya gak pernah bosan untuk kembali lagi ke Jogja
wah bikin laper nih mantap^^