Membuka isi tas hampir sama dengan membuka kepribadian kita karena apa yang ada di dalam tas sehari-hari mencerminkan bagaimana kita, dan ini jadi buat saya agak ragu buat mengungkapkan. Takut diragukan kalau saya wanita tulen. Hahaha….
Nah, biasa banget kaaan…..
Mau gak mau harus dijelaskan di sini, sabarlah menerima kenyataan 😀
1. Dompet dan Ponsel
Kalau ini jelaslah dua benda yang wajib ada di tas. Duit dalam dompet yang mengantar saya bayar ongkos bus kuning ke kantor, dan aplikasi ojek online di ponsel yang membantu saya tiba dengan selamat di rumah. Hehehe…
Bayangkan betapa repotnya kala dompet lenyap dari tas pas sudah di atas angkot yang sudah melaju jauh. Ini saya alami waktu jaman kuliah, dompet dicopet saat di atas bus. Waktu ganti naik angkot belum sadar kalau dompet sudah raib. Ketika sudah hampir sampai tujuan dan sadar dompet lenyap, celingukan dong. Bukan karena duit dan lain-lain hilang, tapi gimana saya bayarnya? 🙁 Akhirnya saya colek mbak-mbak di sebelah saya buat minta pinjaman duit. Hahaha… baiknya mbak yang kuliah di UMM itu traktir saya naik angkot 😀
Aplikasi ojek online memudahkan saya mendapatkan transportasi hanya bermodal ponsel dan tanpa perlu mengeluarkan uang secara fisik. Kejadian ketinggalan dompet terjadi saat saya mengantar paket ke ekspedisi menggunakan ojek online. Setelah barang ditimbang, saya merogoh tas dan langsung nyengir malu ke petugasnya karena dompet tidak ada di tempat 😀 Tapi lagi-lagi saya beruntung, dengan hanya menggunakan ponsel saya bisa mengambil uang di ATM tanpa perlu kartu ATM yang ada di dalam dompet. Thanks to technology!
Jadi kalau dua-duanya tidak ada di tas, gimana dong? 🙁
2. Charger Ponsel
Saya tipe orang yang bertahan memakai barang sampai dengan sudah tidak bisa dipakai lagi. Barang-barang semacam ponsel, tas, sepatu, dan sebagainya akan tetap saya pakai kalau memang masih layak pakai. Hehe, maafkan saya kalau barangnya ya cuma itu-itu aja. Yang sering gonta-ganti sih foto di Instagram 😀
Karena ponsel yang sudah dipakai bertahun-tahun, daya baterainya pun tidak sekuat dulu. Dalam sehari bisa isi ulang daya baterai 2-3 kali. Makanya penyambung hidup berupa charger itu harus dibawa kemana-mana 🙂
3. Buku Catatan
Salah satu dosen saya dulu pernah berkata tentang pentingnya mencatat, jangan pernah percaya pada kekuatan daya ingat. Hal itu saya terapkan dalam keseharian. Seringkali karena saya mencatat, makanya saya ingat. Jadilah kebiasaan bawa buku catatan kemana-mana.
Buku catatan yang atas itu adalah buku catatan gado-gado. Dari catatan rapat kerja, itinerary liburan, booking pesawat atau hotel, daftar tempat-tempat yang didatangi, sampai pengeluaran saat jalan-jalan ada. Hehehe…. Kalau yang belakang itu buku cari duit 😀
Kalau sedang melakukan perjalanan maka bisa jadi ada tiga buku di dalam tas, karena saya selalu membaca novel. Harus diakui dengan dimudahkannya akses internet seperti melalui ponsel maupun laptop, rutinitas baca buku saya menurun drastis. Maka saya menyiasati dengan membaca novel di bandara, selama di pesawat atau kereta, demi mengejar target baca buku tahunan saya.
4. Kacamata
Kacamata ini bukan mandatory untuk selalu dipakai, tapi sebagai alat darurat. Meskipun mata saya mengalami miopia alias rabun jauh, saya jarang pakai bantuan kacamata kecuali untuk melihat tulisan jarak jauh. Kacamata ini lebih berfungsi sebagai pelindung dari debu dan gaya-gayaan. Hahaha….
Kalau saat melakukan perjalanan, kacamata bisa ada 2 di dalam tas, yang satunya adalah kacamata hitam pelindung matahari 😀
5. Cereal Bar dan Air Mineral
Darurat snack ini sih alias penyelamat saat lapar sebelum tiba waktunya makan. Daripada ngemil gorengan saya selalu menyiapkan ini di tas saat kerja. Bisa juga jadi pengganjal saat menunggu keberangkatan pesawat sementara sisa uang saku udah mepet buat njajan di bandara 😀
______________________________________________________________________________
Nah, standar banget kan. You will never find any make up stuff in my bag. Hehe… paling juga tisu buat ngelap muka. Kalau lihat isi tas yang seperti ini, kira-kira saya orang yang seperti apa?
Dosen siapa bu
Apa paa itu aku g masuk y ?
Bapak Made Sudarma, buuuk 🙂
ini nih aku biasa lupa bawa air mineral padahal seharusnya memang wajib ada di tas apalagi kala bepergian
Saya harus bawa kak, apalagi kalo beli kacang di bus suka keselek kalo makan. Hehehe
Semuanya sama, kecuali cereal bar ?? Itu untung mbaknya traktir bayarin ya … Kalau enggak, bisa-bisa si supir nyuruh gantian narik angkot hahaha. Becandaaaa …
itulah. Hehehe.. beruntung masih bertemu orang baik 🙂