Sebelum menikmati saturday morning ride, lebih baik isi tenaga dulu dengan sarapan di salah satu warung legendaris di Prigen, Depot Sudi Mampir. Kami lebih memilih jalan-jalan motoran di hari Sabtu karena rute ini tidak seramai hari minggu yang penuh dengan muda-mudi menikmati sunmori.
Kami tiba sekitar jam 6 lewat beberapa menit saat pemiliknya masih sibuk bersih-bersih. Untungnya sudah buka jadi kami langsung saja memesan menu sarapan yaitu nasi bali telor dan sayur sop. Agak siang sedikit depot ini pasti sudah ramai pembeli, terlebih karena jaraknya cuma selemparan batu dari obyek wisata Cimory Dairyland. Selain itu klepon yang dijual di depot ini juga selalu laris manis.
Melanjutkan perjalanan kami melintasi Trawas, alhamdulillah sepeda motor kami masih kuat menanjak di tikungan Jurang Ampel Trawas yang lumayan curam. Udara perlahan terasa sejuk karena sudah memasuki dataran tinggi.
Udara sejuk, hijaunya pohon sepanjang mata memandang, dan suasana syahdu hutan raya R. Soerjo terasa begitu akrab karena sudah seringkali kami lalui. Tapi kami tidak pernah bosan dengan suasana seperti ini. Sengaja melambat-lambatkan laju kendaraan ketika memasuki hutan raya, menghirup dalam-dalam udara yang begitu sejuk, mendengar gemericik aliran sungai, suara-suara burung dan hewan penghuni hutan raya lainnya. Di sabtu pagi ini, hampir tidak ada kendaraan yang menyalip laju kami atau pun berpapasan. Hanya bisa dihitung dengan jari.
Kami berbelok di pintu masuk pemandian air panas. Sengaja cuma cuci muka pas berangkat dari rumah, mandinya di sini aja. Hehehe…
Di hari yang menurut kami masih pagi, sekitar jam setengah 8, ternyata kami bukan pengunjung pertama. Sudah ada beberapa orang yang berendam di beberapa kolam yang tersebar di area pemandian. Tergolong masih pagi karena petugas penitipan loker belum datang. Kami menaruh tas berisi baju ganti kami di pinggir kolam, masih dalam pandangan mata untuk berjaga-jaga.
Kami memilih berendam di salah satu kolam alami yang dasarnya masih berupa pasir dan bebatuan. Pertama kali mencelupkan kaki ke kolam rasanya panas sekali, berbanding terbalik dengan udara dingin di sekitar. Lama kelamaan tubuh mulai menyesuaikan dengan panasnya air kolam. Berendam sambil bercengkerama dan menikmati pemandangan sekitar.
Seperti dugaan saya hari Sabtu tempat ini tidak sepadat hari Minggu. Terakhir kami ke sini hari Minggu pengunjung membludak sehingga kami tidak berlama-lama berendam di sini.
Suasana pemandian ini masih begitu alami. Beberapa monyet masih terlihat berkeliaran, tapi kita tidak boleh memberi makan monyet karena mereka bukan hewan peliharaan tetapi memang tinggal di dalam hutan raya ini.
Ada beberapa kolam tersebar di area pemandian ini. Kolam renang umum berada di tengah-tengah area, di sampingnya terdapat kolam khusus wanita yang tertutup dari luar, dua kolam alami berada di pinggir. Terdapat juga ruang berendam vip yang berada di dalam sebuah bangunan dengan tambahan tarif tertentu. Dan ada sebuah kolam renang anak yang terletak di belakang ruang berendam vip.
Di antara beberapa kolam itu, yang paling ramai adalah kolam renang umum dan kolam alami. Kolam renang umum biasanya didominasi anak-anak yang berendam dan berenang bersama orang tuanya. Dibanding kolam renang anak yang sepi, anak-anak lebih memilih berenang di sini karena ramai, sedangkan kolam renang anak berada jauh dari keramaian dan kecil.
Kolam alami didominasi orang dewasa, karena lebih dalam dan lebih panas dibanding kolam yang lain. Selain itu bebatuan di dasar kolam bisa menjadi sarana refleksi. Sebenarnya tingkat kepanasan di masing-masing kolam tergolong sama, tapi karena ukuran kolam yang besar biasanya membuat panasnya cepat membaur dengan udara sekitar, sehingga hanya hangat-hangat kuku.
Setelah 1-2 jam berendam dan suasana mulai ramai, kami menyudahi aktivitas berendam kami dan segera berbilas dan berganti baju.
Fasilitas kamar bilas di sini tergolong banyak, jadi tidak perlu antri berlama-lama. Itu pun tersebar di beberapa tempat.
Setelah selesai berganti baju, udara dingin Cangar sukses buat perut keroncongan lagi. Tidak perlu takut kelaparan kalau ke sini, karena tersedia beberapa tenant yang mengisi area food court. Tidak hanya cemilan dan minuman, tenant ini juga menjual pakaian renang dan pakaian lainnya. Kali aja ada yang lupa bawa baju ganti 😀
Salah satu makanan khas yang dijual di sini adalah tape ketan ireng alias tape ketan hitam. Disajikan dalam piring kecil dilengkapi dengan beberapa potong jadah (terbuat dari beras ketan putih) seharga 5ribu. Nikmat sekali…
Setelah kenyang, siap melanjutkan perjalanan….
Have a good journey,
Wah ada pemandian air panas ya mbk,asiik nih bisa melepas penat, kalau tempatnya udah di tata gini sih bagus yaa,..ada pilihannya
Iya mbak, lumayan sih melepas penat sejenak di tempat pemandian seperti ini. Rasanya rileks sekali
Duuuuh Mbaa, baca jajanan terakhirnya, tape ketan hitam dan jadah, bikin ngiler ih 🤣🤣. Sukaaa banget tape ketan hitam. Apalagi kalo rasanya beneran manis, beuuugh, nikmat itu mah 😍👍.
Udh lama ga berendam di air panas alami. Dulu pernah pas di Garut. Awalnya ga kuat, tapi lama2 oke. Apalagi aku terbiasa mandi air dingin di rumah 🤣