Siang itu, selepas dari Colomadu, kami berencana makan siang enak dekat penginapan. Kami memilih Sate Kambing dan Thengkleng Rica-Rica Pak Manto. Sesampainya di perempatan Jl. Gajahmada arus lalu lintas tersendat, macet parah di siang bolong di jam makan siang. Mana laper ๐
Jarak antara perempatan danย spotย makan siang kami tinggal 300 meter lagi, tepat di ujung jalan Honggowongso. Tunggu punya tunggu gak maju-maju juga. Suami berinisiatif melewati jalan tikus. Memutar lewat gang-gang kecil. Itu lah salah satu keuntungan naik sepeda motor kemana-mana ๐
Sesampainya di tempat tujuan, kami baru menyadari bahwa tempat makan inilah penyebab kemacetan panjang tadi. Di jam makan siang, di hari libur, wisatawan banyak menjadikan Sate Kambing dan Thengkleng Rica-Rica Pak Manto ini sebagai tempat makan siang. Kemacetan tadi adalah antrean panjang pengunjung yang datang menggunakan mobil. Mereka kesulitan mencari tempat parkir karena tempat makan ini tidak menyediakan parkiran yang luas dan berada tepat di tepi jalan. Kami yang bawa motor sama sekali tidak kesulitan mencari parkir.
Masuk ke dalam tempat makan ini cukup kaget dengan keramaian di dalamnya. Baru beberapa bulan yang lalu, saya dan suami makan di Nasi Tempong Indra di Bali dengan suasana rumah makan yang ramai dan penuh sesak. Kali ini kurang lebih sama tapi lebih sesak dan padat. Terlebih tempatnya lebih mirip gudang dengan penataan penuh dengan bangku dan meja makan. Untuk sirkulasi udara menggunakan blower fanย dan bukan AC. Lumayan gerah juga, tapi kami sudah lapar.
Bagi kami yang cuma berdua cukup mudahย nyempilย di antara banyak rombongan. Setelah memesan menu makan siang kami, kami berdua mengamati suasana dan hilir mudik orang di dalam tempat itu. Ratusan orang bisa masuk dalam satu ruangan, lumayan takjub saya melihatnya dan juga membayangkan kesibukan dapur seperti apa riuhnya.
Pesanan kami yang pertama datang adalah nasi yang cuma datang sepiring dan dua buah minuman, es gula asem dan es kunir asem. 15 menit kemudian tengkleng rica-rica sudah di meja. Tinggal satu pesanan dan satu piring nasi lagi yang belum datang. Jeda antara tengkleng dan pesanan kedua, yaitu sate campur bunthel sekitar 30-45 menit. Saya yang tidak tahan lapar, mulai menyomoti tengkleng sembari menunggu pesanan lengkap.
Nunggu makanan datang satu jam, makannya cuma 10 menit. Hehehe…. saking laparnya sate bunthel langsung habis begitu tiba. Jangan coba-coba nambah pesanan lagi deh, bisa-bisa nunggu satu jam lagi ๐
Waktu menunggu makanan ini saya anggap pengalaman berlibur juga ya. Salah kami juga datang ke sini di saat libur panjang dan jam makan siang. Secara rasa, tengkleng dan sate bunthelnya sangat enak. Mau lagi makan di sini tapi jangan ramai-ramai begini sih ๐
Rumah makan ini memiliki beberapa dapur, yang berada di bagian depan ini untuk olahan tengkleng, tongseng, dan sejenisnya. Sementara di sisi lain jalan adalah dapur bagian bakar sate. Makanya makanan yang sudah matang tidak datang secara bersamaan ke meja pengunjung. Agak disayangkan karena nasi yang sudah tiba duluan menjadi dingin karena jeda waktunya yang begitu lama dengan datangnya makanan berikutnya.
Sebenarnya untuk menikmati Sate Kambing dan Thengkleng Rica-Rica Pak Manto ini gak harus di Solo saja. Mereka sudah buka cabang di beberapa tempat seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Yuk lah, yang mau olahan perkambingan yang rasanya juara bisa segera merapat ke lokasi terdekat ๐
Have a good journey,
Tengkleng kambing memang enak ya mbk…bumbunya itu ngeresep banget, sepertinya pernah makan tengkleng di Solo,tapi enggk tau juga apa di sini apa tempat lain,soalnya udah lama banget,tapi kalo udah numpuk keramean gini kayaknya nyerah deh, mundur teratur deh hehheh
Karena saya sudah terlanjur masuk dan pesan mbak, kirain cepet ๐
Makanya sambil nunggu nyemilin nasi biar gak kelaperan banget. Heheheh…
Aku ga kuat kalau disuruh antri panjang kayak gini. Apalagi menunya datang dengan jarak yang cukup lama. Tapi kalau makanan itu memang layak dicoba yaa bisalah ikut mengantri. Sate buntel itu sangat mengenyangkan.
Beberapa kali baca ulasan tentang tengkleng pak manto. Kayaknya kalau ke solo mesti mampir ke sini. Di semarang juga ada pak manto. Logonya juga sama. Mungkin cabangnya. Selalu ramai di akhir pekan dan jam makan siang.
Iya cabangnya sudah ada di beberapa kota. Secara rasa saya tidak tahu apakah sama dengan yg di Solo. Kalau sama enak sih, gak usah jauh2 ke Solo. Mana antriannya panjang begitu ๐
bulan lalu aku juga sempat ke Solo tapi belum cobain Thengkleng, sepertinya enak :9
Enaaak, recommended sih ini ๐
Aku bersyukur dulu makan di sana pas tempatnya masih kecil, blm lama buka pula. ๐. Jadi masih puas makannya.
Skr tempatnya udh gedean, tapi ramenya juga ampuuuun. Rasanya ga kuat kalo hrs nunggu lama pas lagi laper ๐คฃ.
Tapi memang enak sih mba. Cuma ga pengen aja kesitu kalo sedang alper atau jam makan ๐
Ini kebetulan ga jauh2 amat juga dr rumahku yg di solo
Wahhh memang terkenal enak sejak dulu ya mbak. Jujur sih lebih ke penasaran dan momen sesekali kenapa kami mau antri lama. Kalau tempat ini dekat rumah sih pasti nunggu sepinya ๐