Judul: Ranah 3 Warna
Penulis: A. Fuadi
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan 23 Januari 2011
Ranah 3 Warna adalah buku kedua dari trilogi Negeri 5 Menara. Kalau di Negeri 5 Menara bercerita tentang pengalaman dan impian-impian Alif selama di Pondok Madani, di Ranah 3 Warna diceritakan Alif telah lulus dari pondok dan berekad meneruskan impiannya untuk kuliah.
Berbekal ‘mantra’ man jadda wajada yang didapatkannya dari pondok, Alif berjuang melewati ujian persamaan SMA dan mengikuti UMPTN. Dan, berhasil!
Akan tetapi kebahagiaan tidak berlangsung lama bagi Alif. Satu per satu masalah datang bertubi-tubi sampai Alif merasa tidak sanggup lagi. Man jadda wajada sepertinya sudah hilang kesaktian. Dalam keadaan yang hampir menyerah, Alif teringat satu ‘mantra’ lagi yang diajarkan di Pondok Madani: man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung.
Novel ini sungguh menggugah. Cobaan demi cobaan yang dialami Alif terasa nyata ikut dirasakan pembaca. Saya hampir menangis saat membaca bagian ayah Alif meninggal dan surat yang ditulis ayahnya pada senior kampusnya, Togar Perangin-angin. Tapi saya urung menangis karena sedang membacanya di tempat umum (gak penting ya :P). Saya juga ikut antusias saat Alif dengan percaya diri ‘menjual’ kelebihannya di depan juri pertukaran pemuda.
It’s a must read book. Langsung masuk kategori favorit saya. Pelajaran yang bisa saya petik dari novel ini adalah ternyata usaha keras saja tidaklah cukup. Harus disertai dengan sabar. Nah, di novel inilah saya baru tersadar kalau sabar bukanlah menunggu atau hanya duduk pasrah. Sabar di sini berarti sabar yang aktif, sabar yang gigih, dan sabar yang pantang menyerah dalam berusaha.
Happy Reading! 🙂
you can find the book on bukabuku.com