Tea for Two

Semua orang ingin hidup bahagia. Kadang-kadang kita sendiri yang mempersulit keadaan untuk menjadi bahagia.

Itu adalah salah satu quote yang muncul di novel Tea for Two milik Clara Ng. Yup, Clara Ng lagi 🙂
Di postingan sebelumnya saya pernah bilang sedang berburu novel-novel Clara Ng. Sedikit terlambat sih, karena novel Tea for Two ini adalah novel kesebelasnya yang muncul di tahun 2009 kemarin. Sejak pertama menemukan novel Clara Ng, jujur saya langsung jatuh hati dengan gaya penulisannya. Dia salah satu novelis yang menurut saya sangat keren dan karya-karyanya selalu menampilkan sosok perempuan yang sangat berbeda satu sama lain.

Hmm, back to Tea for Two..
Sebenarnya novel ini pengennya nanti-nanti dulu carinya. Masih pengen berburu novel Clara Ng yang lebih lama lagi. Tapi beuh, susah 🙁 Sampai sekarang baru menemukan trilogi Indiana yang ketiga, Dimsum Terakhir sepertinya harus pesan online, dan Utukki Sayap Para Dewa keliatannya sudah hilang dari peredaran. Ya udah deh, Tea for Two dulu juga gpp 🙂

Tea for Two adalah sebuah perusahaan mak comblang yang dimiliki oleh tokoh utama dari novel ini, bernama Sassy. Hidup bahagia selama-lamanya adalah moto perusahaan Tea for Two. Tapi novel ini tidak akan bercerita banyak tentang perusahaan Tea for Two, tapi tentang kehidupan Sassy.
Hidup Sassy berubah drastis ketika bertemu dengan sosok Alan, laki-laki yang membuatnya jatuh cinta dan penuh dengan kejutan menyenangkan. Sosok laki-laki yang menurut dia sangat sempurna untuk menjadi pendamping hidupnya. Tak perlu waktu lama bagi Sassy untuk menerima kehadirannya dan berlanjut ke pernikahan, hanya 8 bulan.

Selama ini Sassy percaya bahwa pernikahan adalah jalan indah menuju kebahagiaan dan impian-impiannya. Tetapi tidak bagi pernikahan Sassy. Sosok ALan yang selama 8 bulan dikenalnya sudah sangat berubah ketika mereka menikah. Alan adalah orang yang tidak segan-segan melakukan kekerasan apabila Sassy dirasa melakukan hal yang salah di matanya. Kekerasan demi kekerasan dialami Sassy bahkan ketika dia sedang hamil. Tapi di saat itu pula jiwa Sassy menolak untuk memberontak, dan dia selalu percaya bahwa sosok Alan yang dulu akan kembali. Kehidupannya perlahan-lahan hancur. Pernikahan tidak seindah bayangan, dipaksa melepas perusahaannya, dan tidak diijinkan bertemu sahabat-sahabatnya.

Novel ini..jujur bikin emosi bacanya, apalagi kita seolah diajak untuk merasakan apa yang dirasakan Sassy dan juga perjuangan-perjuangannya.

Novel ini bikin yang belum nikah jadi takut nikah? Haha, gak juga sih. Tadinya saya pikir juga gitu 🙂 Novel ini memang menyajikan sisi lain dari indahnya pernikahan yang sering terjadi dalam realita kehidupan, tapi juga memberikan banyak sekali pelajaran bagi seorang perempuan, khususnya.

Meskipun novelnya berkesan serius, gaya humor Clara Ng juga masih bisa ditemui. Setelah bingung dengan ending novel The (Un)reality Show, Tea for Two berhasil mengobati kekecewaan saya.

Novel ini highly recommended deh buat penggemar novel-novel Indonesia.
Happy reading!!!^^

7 thoughts on “Tea for Two

  1. salam kenal 🙂

    saya juga suka banget sama novel ini.. baca di Kompas akhirnya beli juga buku nya hihi

  2. sak karepmu wes, bantailah sana habis2an, hehe

    aku sedang menunggu buku karya penulis bernama Uphiet, wkwkwkwkwk, aminnn

    kaborr ah

Leave a Reply to Anonymous Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *